Selulitis merupakan salah satu infeksi kulit yang sering kali dianggap sepele, padahal jika tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi serius bahkan mengancam jiwa. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang lapisan kulit bagian dalam dan jaringan di bawah kulit.

Banyak orang yang tidak menyadari gejala awal karena kemunculannya sering mirip dengan iritasi kulit biasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala, penyebab, dan cara mengobati selulitis agar tidak terlambat dalam mengambil tindakan medis.
Artikel ini akan membahas selulitis secara lengkap dan terstruktur, mulai dari definisi, penyebab, faktor risiko, gejala, hingga cara pengobatan dan pencegahannya.
Apa Itu Selulitis?
Selulitis adalah infeksi kulit yang biasanya disebabkan oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Bakteri ini masuk ke dalam kulit melalui luka terbuka, misalnya goresan, gigitan serangga, luka operasi, atau kulit yang pecah-pecah akibat kondisi tertentu seperti eksim.
Infeksi ini tidak hanya mengenai permukaan kulit, tetapi juga menyebar ke jaringan lunak di bawah kulit, yang disebut jaringan subkutan. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berkembang cepat dan menyebar ke pembuluh darah (sepsis), menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa.
Selulitis dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada kaki dan tangan, meski bisa juga muncul di wajah, perut, atau bagian tubuh lainnya.
Baca Juga: Mengenal Vaksin HPV: Perisai Utama Melawan Risiko Kanker Serviks
Penyebab Selulitis
Penyebab utama selulitis adalah infeksi bakteri. Beberapa bakteri yang sering menjadi penyebab meliputi:
- Staphylococcus aureus
- Bakteri ini sering hidup di kulit manusia tanpa menyebabkan masalah. Namun, ketika masuk melalui luka, bakteri dapat berkembang biak dan menimbulkan infeksi.
- Jenis tertentu, seperti MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus), resisten terhadap antibiotik sehingga lebih sulit diobati.
- Streptococcus pyogenes
- Bakteri ini dikenal sebagai penyebab radang tenggorokan, tetapi juga dapat menyebabkan selulitis jika masuk ke dalam jaringan kulit.
Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam kulit melalui berbagai kondisi seperti:
- Luka gores atau sayatan.
- Luka gigitan hewan atau serangga.
- Luka akibat operasi.
- Kulit pecah-pecah karena eksim atau kulit yang terlalu kering.
- Luka yang terjadi pada penderita diabetes yang sulit sembuh.
Faktor Risiko Selulitis
Tidak semua orang memiliki risiko yang sama untuk terkena selulitis. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit ini antara lain:
- Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
- Orang dengan sistem imun yang rendah, seperti penderita HIV/AIDS, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, atau orang yang mengonsumsi obat imunosupresif.
- Penyakit Kronis
- Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi karena kadar gula darah yang tinggi dapat memperlambat penyembuhan luka.
- Penyakit hati atau ginjal juga dapat meningkatkan risiko selulitis.
- Gangguan Sirkulasi Darah
- Aliran darah yang kurang lancar membuat tubuh sulit melawan infeksi.
- Riwayat Selulitis Sebelumnya
- Orang yang pernah mengalami selulitis memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kembali.
- Obesitas
- Berat badan berlebih dapat menyebabkan kulit lebih rentan iritasi dan luka, sehingga bakteri mudah masuk.
Gejala Selulitis yang Perlu Diwaspadai
Gejala selulitis biasanya muncul secara bertahap dan dapat memburuk dengan cepat. Mengenali tanda-tanda awal sangat penting agar pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin.
Berikut gejala yang sering muncul:
Gejala Lokal (di area yang terinfeksi)
- Kulit tampak kemerahan dan terasa hangat saat disentuh.
- Pembengkakan di area yang terinfeksi.
- Rasa nyeri atau sakit yang semakin meningkat.
- Kulit terasa lembek dan lunak.
- Luka yang mengeluarkan nanah atau cairan.
Gejala Sistemik (menandakan infeksi parah)
Jika infeksi mulai menyebar ke dalam tubuh, gejala lain dapat muncul seperti:
- Demam tinggi dan menggigil.
- Detak jantung cepat.
- Rasa lemas dan tidak enak badan.
- Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar area yang terinfeksi.
Peringatan!
Jika selulitis menyebabkan garis merah memanjang dari area luka atau pasien mengalami demam tinggi, ini menandakan infeksi sudah menyebar ke pembuluh darah dan harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Komplikasi Selulitis
Tanpa penanganan yang tepat, selulitis dapat menyebabkan komplikasi serius, antara lain:
- Abses
- Terbentuknya kantong berisi nanah akibat infeksi yang terlokalisasi.
- Infeksi Darah (Sepsis)
- Ketika bakteri masuk ke aliran darah, dapat menyebabkan infeksi sistemik yang berpotensi fatal.
- Gangrene (Jaringan Mati)
- Terjadi ketika infeksi merusak jaringan kulit secara luas.
- Penyakit Kronis
- Selulitis yang sering kambuh dapat menyebabkan pembengkakan permanen pada jaringan tubuh, seperti limfedema.
Cara Mengobati Selulitis
Pengobatan selulitis harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah penyebaran infeksi. Langkah pengobatan biasanya meliputi:
1. Antibiotik
- Antibiotik oral diberikan untuk kasus selulitis ringan hingga sedang.
- Antibiotik intravena (IV) digunakan pada kasus yang parah, terutama jika pasien mengalami demam tinggi atau gejala sistemik lainnya.
- Pengobatan harus diselesaikan sesuai anjuran dokter untuk mencegah resistensi antibiotik.
2. Perawatan Luka
- Luka harus dibersihkan secara rutin untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
- Gunakan salep antibiotik atau perban steril sesuai petunjuk medis.
3. Obat Pereda Nyeri dan Demam
- Obat seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan rasa sakit dan menurunkan demam.
4. Istirahat dan Elevasi
- Jika selulitis terjadi di kaki atau tangan, posisikan bagian tubuh yang terinfeksi lebih tinggi untuk mengurangi pembengkakan.
Pencegahan Selulitis
Selulitis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit dan menghindari faktor risiko. Berikut langkah-langkah pencegahannya:
- Menjaga Kebersihan Kulit
- Cuci tangan secara rutin dan jaga kulit tetap bersih.
- Segera bersihkan luka kecil dengan sabun antiseptik dan air bersih.
- Perawatan Luka yang Tepat
- Tutup luka dengan perban steril dan ganti secara teratur.
- Hindari menggaruk luka agar bakteri tidak masuk.
- Mengontrol Penyakit Kronis
- Bagi penderita diabetes, menjaga kadar gula darah tetap stabil sangat penting untuk mempercepat penyembuhan luka.
- Menggunakan Pelembap
- Mencegah kulit kering dan pecah-pecah yang bisa menjadi pintu masuk bakteri.
- Memakai Alas Kaki yang Tepat
- Lindungi kaki dari luka atau lecet, terutama bagi orang yang sering beraktivitas di luar rumah.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera temui tenaga medis jika mengalami:
- Luka yang memburuk dalam 24 jam.
- Kulit yang terasa sangat panas, merah, dan bengkak.
- Demam tinggi dan menggigil.
- Garis merah memanjang dari area infeksi.
- Nyeri yang semakin parah meskipun sudah diobati.
Kesimpulan
Selulitis adalah infeksi kulit yang tidak boleh dianggap remeh. Penyakit ini terjadi ketika bakteri masuk ke dalam kulit dan jaringan di bawahnya, yang dapat menyebar dengan cepat jika tidak ditangani.
Mengenali gejala awal seperti kemerahan, bengkak, dan rasa nyeri pada kulit adalah langkah pertama untuk mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Dengan perawatan medis yang tepat, selulitis dapat sembuh sepenuhnya tanpa meninggalkan komplikasi.
Pencegahan tetap menjadi kunci utama, yaitu dengan menjaga kebersihan kulit, merawat luka dengan benar, serta mengontrol penyakit kronis seperti diabetes. Dengan kesadaran dan tindakan cepat, kita dapat melindungi diri dan orang terdekat dari risiko selulitis yang berbahaya.
Ingat, jangan menunggu hingga terlambat, segera periksakan diri ke dokter jika muncul tanda-tanda infeksi kulit yang mencurigakan.